Bahasa

Perbedaan antara Interpreter dan Penerjemah yang Wajib Kamu Pahami

Perbedaan antara Interpreter dan Penerjemah yang Wajib Kamu Pahami

Kita seringkali bertanya, apa itu interpreter? Apa perbedaan antara interpreter dan penerjemah? Interpreter dan penerjemah adalah dua profesi yang serupa, tapi ternyata memiliki beberapa perbedaan. Profesi interpreter dan penerjemah sama-sama berkecimpung di bidang linguistik, namun keduanya seringkali ditekuni oleh dua orang yang berbeda. Sebelum mempelajari perbedaan antara keduanya, ada baiknya kita memahami pengertian dari interpreter dan penerjemah terlebih dahulu.

Interpreter atau juru bahasa adalah profesi yang mengalihkan atau menerjemahkan bahasa sumber secara langsung dan lisan (orally) pada saat yang bersamaan (on the spot). Juru bahasa atau interpreter akan menjadi penerjemah langsung di tempat bagi orang-orang yang menggunakan jasanya. Interpreter atau juru bahasa memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi pada saat melakukan pekerjaannya. Jadi, interpreter atau juru bahasa pada umumnya menerjemahkan sesuatu yang bersifat lisan. Sementara itu, translator atau penerjemah adalah profesi yang mengalihkan atau menerjemahkan teks atau tulisan dari bahasa sumber ke bahasa terjemahan. Translator atau penerjemah tidak perlu menerjemahkan secara langsung dan pada saat itu juga. Mereka hanya bertugas untuk menerjemahkan produk atau tulisan dari bahasa sumber ke bahasa target. Singkatnya, interpreter menerjemahkan bahasa lisan, sedangkan interpreter menerjemahkan bahasa tulisan.

Baca juga : Perbedaan Penerjemah Lisan dan Tulisan

Seorang interpreter atau penerjemah memerlukan kemampuan bahasa yang mumpuni. Kemampuan tersebut bukan hanya pada kemampuan penguasaan bahasa sumber, akan tetapi juga kemampuan atas dalam memahami sebuah kata dan kalimat. Kemampuan tersebut diperlukan agar seorang penerjemah dan interpreter dapat memindahkan atau menerjemahkan suatu makna dari bahasa sumber ke bahasa target. Selain kemampuan berbahasa, seorang interpreter dan penerjemah juga memerlukan pengetahuan budaya mengenai bahasa tersebut. Pengetahuan budaya tersebut diperlukan untuk memperkaya pemahaman dari penerjemah ataupun pemahaman interpreter. Sebagai contoh, kata ‘rice’ dalam bahasa Indonesia dapat memiliki arti sebagai padi, beras, nasi, gabah, dan lainnya. Hal ini disebabkan kebudayaan Indonesia yang biasa mengenal berbagai macam bentuk ‘rice’. Sebaliknya, hal tersebut tidak dapat dijumpai secara serupa dalam bahasa Inggris. Mereka, menggunakan kata ‘rice’ untuk menyebutkan padi, gabah, beras, dan nasi. Oleh karena itu, pengetahuan kebudayaan yang dimiliki seorang penerjemah ataupun seorang interpreter sangatlah penting.

Dalam melakukan penerjemahan, seorang interpreter atau seorang penerjemah juga memerlukan pengetahuan dan penguasaan atas topik yang sedang dibicarakan. Kata yang sama dapat memiliki perbedaan arti dalam topik atau tema tertentu. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dasar dan pemahaman mengenai topik yang sedang dibahas. Sebagai contoh pada topik perdagangan saham, efek memiliki pengertian sebagai surat berharga yang bernilai yang dapat diperdagangkan. Tentu, efek akan memiliki pengertian yang juga berbeda pada topik lainnya.

Interpreter biasa digunakan oleh para delegasi atau orang-orang berhubungan dengan pihak luar negeri, seperti pada saat konferensi atau rapat-rapat lainnya. Interpreter digunakan untuk menjadi perantara komunikasi bagi kedua pihak yang memiliki perbedaan bahasa. Seorang interpreter dibayar untuk setiap jamnya. Sementara itu, penerjemah biasa digunakan untuk menerjemahkan dokumen-dokumen resmi atau teks-teks lainnya dari bahasa sumber ke bahasa target.  Meskipun terlihat mudah, penerjemah dituntut untuk dapat memilih padanan kata yang sesuai saat melakukan penerjemahan. Penerjemah harus dapat memahami maksud dan pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah teks. Hal tersebut tentu memerlukan bukan hanya sekadar pengetahuan bahasa, namun juga pengetahuan budaya dan memahami konteks yang sedang dibicarakan.

Meskipun kedua profesi ini memiliki kemiripan, namun nyatanya profesi interpreter lebih sulit dibandingkan penerjemah. Sebagai interpreter, kita dituntut untuk dapat menerjemahkan di saat yang bersamaan. Interpreter wajib memiliki tingkat konsentrasi tinggi untuk dapat mendengarkan bahasa sumber yang sedang diucapkan dan kemudian menerjemahkannya secara lisan pada saat yang bersamaan. Selain itu, interpreter juga dituntut untuk berpikir dengan cepat. Interpreter harus pandai dalam memahami apa yang dikatakan oleh kedua pihak, dan menjelaskannya dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu, interpreter memiliki risiko yang lebih tinggi dan bayaran yang juga lebih tinggi dibandingkan sebagai seorang penerjemah.

Terdapat dua macam interpreter, yakni interpreter konsekutif dan interpreter simultan. Interpreter konsekutif menerjemahkan pada masa jeda setelah mendengarkan pembicaraan. Interpreter konsekutif akan mencatat hal-hal penting saat pembicara sedang berbicara dan kemudian menerjemahkan hal-hal yang disampaikan oleh pembicara. Sementara itu, interpreter simultan adalah interpreter yang akan menerjemahkan secara spontan sesudah mendengar pembicaraan dari bahasa sumber. Oleh karenanya, interpreter simultan pada umumnya memiliki biaya yang lebih mahal dibandingkan interpreter konsekutif.

Saat ini, sudah banyak yang menawarkan jasa penerjemah ataupun jasa interpreter, baik individu ataupun lembaga. Ruang bahasa sebagai salah satu lembaga yang sudah terpercaya berkecimpung di bidang bahasa juga menawarkan jasa interpreter dan jasa penerjemah. Biaya penerjemahan tersebut beragam tergantung dari bahasa yang ditawarkan. Jika anda berminat untuk mengetahui lebih dalam mengenai jasa penerjemah dan interpreter yang disediakan oleh ruang bahasa, dapat mengunjungi laman ruang bahasa di https://ruangbahasa.com/

Sumber: https://ccalanguagesolutions.com/qualifications-look-translator-interpreter/

 

2 thoughts on “Perbedaan antara Interpreter dan Penerjemah yang Wajib Kamu Pahami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *