Bahasa Navajo: Bahasa yang Tidak Bisa Diterjemahkan
Bahasa Navajo Bahasa yang Tidak Bisa Diterjemahkan
Komunikasi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Manusia sehari-harinya memiliki kebutuhan dalam menyampaikan pesan kepada manusia lainnya. Motif dari manusia yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi bermacam-macam. Sebagai mahkluk sosial tentu manusia perlu berkomunikasi untuk menghibur diri atau sekedar mencara cara agar tidak merasa kesepian. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia juga mengandalkan komunikasi sebagai contohnya adalah kegiatan ekonomi. Seorang penjual barang perlu untuk mengiklankan barangnya agar segera terjual atau setidaknya diketahui oleh orang banyak.
Hal ini merupakan contoh kecil dari manusia yang menggunakan komunikasi sebagai cara untuk memnuhi kebutuhan hidupnya. Sejak manusia dilahirkan manusia sudah menggunakan cara berkomunikasi. Bayi yang baru lahir menggunakan tangisannya untuk berkomunikasi dengan ibunya untuk memberikan susu atau mengganti popok. Cara itu kemudian menjadi bahasa tersendiri yang digunakan oleh bayi untuk berkomunikasi. Pentingnya komunikasi bagi seorang manusia juga terlihat pada saat mereka bersekolah. Guru setiap harinya melakukan interaksi dengan berkomunikasi kepada para murid untuk memberikan ilmu yang para guru miliki kepada para murid.
Baca juga : Akronim Militer Amerika yang Terkenal dalam Perang
Dengan demikian akhirnya komunikasi juga memiliki peran penting dalam mencerdasakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada skala yang lebih besar seperti pemerintahan, komunikasi memiliki peranan penting disetiap bagiannya, mulai dari membuat peraturan sampai dengan sosialisasi kebijakan, atau mungkin bagi negara-negara yang berstatus perang mereka menggunakan propaganda sebagai bentuk komunikasi kepada masyarakat yang sekaligus menjadi sarana menanamkan nilai nasionalisme. Keamanan sebuah negara juga harus mengandalkan komunikasi yang baik yang mampu menghasilkan ketertiban dan koordinasi yang baik antar semua elemen masyarakat dan para militer.
Militer mulai dari angkatan udara,laut,udara sudah seharusnya saling menjalin komunikasi dengan baik. Terjalinnya komunikasi pada semua angkatan militer tentunya akan berguna pada saat negara terancam kedaulatannya. Kondisi tersebut pernah terjadi pada masa perang dunia 2. Pada masa ini peran penguasaan bahasa sangatlah penting. Para tentara dari negara-negara yang terlibat perang akan memperlukan kemampuan bahasa yang baik mulai dari berkoordinasi antar sesama divisi tentara sampai dengan untuk menginterogasi tahanan perang. Fungsi bahasa salah satunya adalah untuk kegiatan intelijen. Untuk mengintai dan menyadap musuh biasanya setiap negara memiliki caranya masing-masing.
Seperti Jerman yang menggunakan Enigma sebagai sebuah kode untuk memberikan perintah. Enigma adalah kode perintah milik militer Jerman yang sangat sulit dipecahkan dan berganti-ganti. Bahasa yang terdapat dalam enigma Jerman adalah bahasa Jerman yang setiap jamnnya berubah. Ada salah satu film yang mengangkat usaha Inggris dan Amerika dalam memecahkan kode Enigma Jerman berjudul “imitation game”. Film tersebut menceritakan kisah seorang bernama Alan Turing yang merupakaan ahli matematika asal Inggris yang bertugas untuk memcahkan kode rahasia Jerman bernama Enigma bersama Timnya. Film yang rilis pada tahun 2014 ini secara tidak langsung mengangkat peran bahasa intelijen yang sangat penting dalam kelangsungan perang. Selain Inggris yang berusaha untuk memecahkan kode intelijen lawan, Amerika juga memiliki cerita tentang peran bahasa Intelijen. Amerika pada dasarnya menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi sehari-hari. Dalam dinas militerpun mereka menggunakan bahasa Inggris. Setiap report after action dan segala hal administratif yang ada dalam militer Amerika menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi. Walaupun demikian tidak banyak orang yang tahu kalau bahasa Inggris tidak selamanya dipakai oleh Militer Amerika.
Pada kasus-kasus tertentu dalam berkomunikasi militer Amerika juga menggunakan kata-kata dalam bahasa lain selain bahasa Inggris. Situasi tersebut adalah situasi khusus yang mengharuskan mereka menggunakan bahasa asing. Biasanya penggunaan bahasa asing ini dilakukan pada kegiatan intelijen. Pada tahun 2008 sebuah dokumen rahasia CIA (Central Intelegence Agency) di publish ke publik. Data tersebut salah satunya adalah mengenai penggunaan salah satu bahasa dalam komunikasi intelijen Amerika pada masa perang dunia 2. Korps Marinir Amerika menyadari pentingnya informasi untuk sampai secepatnya dan tidak diketahui oleh pihak lawan. Korps Marinir mengambil satu dari sekian banyak bahasa di dunia sebagai bahasa intelijen mereka yaitu bahasa Navajo. Navajo sendiri adalah bahasa dari suku dengan nama yang sama yang tinggal di Amerika. Navajo adalah jenis dari suku indian yang tinggal di Amerika.
Bahasa ini digunakan oleh Marinir Amerika agar pesan yang disampaikan tidak bisa diterjemahkan oleh pihak lawan yang pada saat itu marinir Amerika sedang bertempur melawan Jepang. Selain Bahasa Navajo sebenarnya ada bahasa lain yang digunakan untuk mengirimkan pesan. Salah satu bahasa itu adalah bahasa Choctaw. Penggunaan bahasa Choctaw ini digunakan pada perang dunia 1. Bahasa Choctaw merupakan bahasa suku Indian yang tinggal di daerah Alabama, Florida dan Missisipi. Bahasa tersebut merupakan bahasa yang diklaim dalam dokumen tersebut sebagai “unbreakable code” karena keberhasilannya dalam membuat Jerman terkejut dengan serangan tiba-tiba yang direncanakan dengan bahasa Choctaw.
Pertanyaannya walaupun dinobatkan sebagai “unbreakbale code” kenapa bahasa Choctaw tidak digunakan dalam perang dunia 2? Jawabannya adalah berkaitan dengan pertukaran pelajar setelah perang dunia 1 selesai. Banyak siswa dari Jerman dan Jepang datang ke Amerika untuk belajar tentang bahasa Native America. Salah satu bahasa yang diajarkan dalam program pertukaran pelajar tersebut adalah bahasa Choctaw. Hal ini membuat bahasa Choctaw tidak menjadi pilihan di dalam perang dunia 2 karena terlalu beresiko apabila ketahuan oleh musuh terlebih dalam pesan yang disampaikan mengandung informasi intelijen. Bahasa Navajo terplih sebagai pengganti bahasa Choctaw karena bahasa Navajo merupakan bahasa yang tingkat kesulitannya luar biasa kompleks. Bahasa Navajo terlalu kompleks untuk dipelajari dalam waktu singkat dan merupakan bahasa yang efektif digunakan sebagai bahasa Intelijen.
Dalam penggunaan bahasa Navajo militer Amerika merekrut para native Amerika untuk bekerja di dinas militer dan di medan perang. Siapa kah yang menyarankan bahasa Navajo sebagai bahasa intelijen? Jawabannya adalah seorang interpreter bahasa Navajo untuk Washington bernama Philip Johnston. Ia menyarankan bahasa Navajo sebagai bahasa intelijen dan komunikasi perang karena bahasa tersebut sangat sulit untuk diterjemahkan. Selama bertahun-tahun Philip Johnston mempelajari dan mereservasi bahasa Navajo sejak dia kecil. Penggunaan Bahasa Navajo untuk menjadi bahasa Intelijen melewati berbagai percobaan. Awalnya mereka dikumpulkan sebagai 29 orang yang berbahasa Navajo dan mengembangkan bahasa tersebut agar menjadi bahasa yang mudah di mengerti dalam pelafalan. Bahasa Navajo adalah bahasa yang sempurna untuk dikembangkan terlebih karena bahasa tersebut adalah bahasa yang tidak tertulis. Jika kita lihat sama dengan beberapa bahasa daerah Indonesia yang tidak memiliki aksara seperti bahasa Cia-Cia. Konsep penerapan bahasa Navajo dalam dians kemiliteran Amerika pada dasarnya adalah menggunakan bahasa Navajo untuk istilah-istilah militer. Sebagai contoh adalah untuk menggambarkan jenis pesawat, mereka menggunakan nama-nama jenis burung dalam bahasa Navajo. Pada situasi dimedan pertempuran, para pengguna kode Navajo ini ikut terjun kemedan pertempuran untuk berperang dan membantu komunikasi militer. Para orang Navajo ini kemudian diberi nama Navajo Code Talker. Sebenarnya hasil kerja keras mereka dalam membantu Amerika memenangkan perang dunia 2 tidak diketahui oleh banyak pihak dan tidak mendapatkan apresiasi. Tapi hal itu berubah sejak tahun 1968 dilakukan pembongkaran rahasia dinas militer tentang peran Navajo Code Talkers.
Tugas mereka dalam menggambarkan situasi musuh dan mengirim koordinat untuk artileri sangat penting bahkan bisa dibilang menjadi vital. Karena peran yang sangat penting dan vital tersebut para Navajo Code Talkers ini dianugerahi Certificate of Recognition dan hari khusus oleh President Ronald Reagan. Hari khusus tersebut terdapat pada 14 Agustus sebagai hari Navajo Code Talkers Day. Guna dari hari khusus ini untuk terus mengenang para Navajo Code Talkers yang berperang penting memenagkan perang untuk Amerika dan sekutunya. Ada sebuah film yang mengangkat peran dan situasi mereka selama perang. Film tersebut adalah Windtalkers.
Film yang rilis pada tahun 2002 ini dibintangi oleh Nicholas Cage, dan para Navajo Code Talkers yang dibintangi oleh Adam Beach dan Roger Willie. Dalam film tersebut digambarkan para Navajo Code Talkers yang merupakan orang asli Amerika yang bertugas dibagian komunikasi untuk memetakan letak koordinat senjata berat Jepang. Selain berugas memetakan posisi musuh dan memanggil artileri, para Navajo Code Talkers ini juga berperan dalam berbagai penyergaan musuh dan operasi rahasia militer Amerika dalam memasuki daerah musuh. Bahasa suku asli Amerika memang sebagian besar tidak memiliki aksara dan tidak terdokumentasi secara resmi sehingga hal ini merupakan cara yang cocok bagi dinas militer dalam menetukan bahasa intelijen yang tepat. Bahasa asli Amerika yang dimiliki suku Indian memang sangat banyak dan beragam. Bahasa tersebut berkembang dan diwariskan secara turun temurun secara verbal. Jauh sebelum kedatangan orang kulit putih ketanah Amerika, para suku Indian memiliki banyak bahasa dan setiap wilayah memiliki bahasanya sendiri. Hari ini tidak sedikit dari bahasa asli Amerika yang sudah tidak dilafalakan lagi oleh para keturunan suku tersebut akibat dari percampuran budaya selama bertahun – tahun. Kelestarian bahasa yang tidak memiliki aksara memang sangat terancam terutama karena bahasa yang tidak memiliki aksara tidak dapat didokumentasikan secara baik sehingga bisa saja punah jika para keturunan yang melafalkan bahasa tersebut tidak lagi melakukannya.
Di Indonesia sendiri banyak bahasa yang tidak memiliki aksara sehingga perlu dilakukan pelestarian bahasa melalui dokumentasi dengan memberi aksara atau dengan melakukan perekaman. Hal ini memang digunakan untuk terus menjaga produk budaya yang tercipta dan mengakar di masyarakat. Suku Indian di Amerika terdiri dari berbagai suku yang setiap sukunya memiliki cara komunikasi yang berbeda satu sama lain karena perbedaan bahasa dan perbedaan tempat tinggal. Biasanya satu suku menguasai tempat tinggal tertentu dan berpindah sesuai degan kondisi cadangan makanan. Sejak kedatangan kulit putih ke Amerika bahasa mereka memudar dan cenderung menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Untuk Bahasa Navajo sendiri bahka tidak semua keturunan Navajo menguasai bahasa tersebut atau tahu tentang arti dari bahasa tersebut tidak heran bahasa tersebut menjadi bahasa yang sulit untuk dipecahkan oleh pihak musuh terlebih karena bahasa tersebut sudah dimodifikasi sedemikian rupa bagi kepentingan militer.
Photo by Chris Curry on Unsplash
Pingback: Peran Bahasa Asing dalam dinas Intelijen - Ruang Bahasa Blog