Bahasa

Peran Bahasa Asing dalam dinas Intelijen

Peran Bahasa Asing dalam dinas Intelijen

Banyak orang berpikir bahwa pengetahuan ilmu eksakta merupakan bidang ilmu yang wajib untuk dikuasai karena merupakan ilmu yang akan berguna dimasa depan. Dalam membangun karir pemikiran tersebut juga menjadi sebuah pedoman bahwa penguasaan skill yang terkait dengan pekerjaan akan cukup membuat karir cemerlang. Faktanya hal-hal tersebut tidak menjadikan seseorang menjadi cukup dalam pengembangan diri. Selain karena sebuah ilmu akan mengalami perkembangan setiap saat, ilmu yang harus dipelajari manusia akan terus mengalami pembaharuan. Penting bagi manusia memperkaya diri dengan ilmu sosial terlebih karena ilmu sosial adalah keahlian yang membawa kita lebih dekat dengan banyak orang.

Hal ini juga karena manusia pada dasarnya adalah mahkluk sosial sehingga selain menjadi pribadi yang menguasai ilmu tertentu dibidang ilmu eksakta manusia harus tetap kembali pada hakikatnya sebagai mahkluk sosial. Salah satu cara bagi manusia mengembangkan ilmunya dibidang sosial adalah dengan menjalin komunikasi. Di dunia modern ini berbagai cara untuk berkomunikasi  menjadi sangat mudah. Penemuan telepon genggam dan internet membuat orang bisa melakukan komunikasi secara langsung tanpa harus berada di ruang yang sama. Hal ini tentu merupakan sebuah kemajuan yang luar biasa dalam bidang komunikasi.

Baca juga : Bahasa Navajo: Bahasa yang Tidak Bisa Diterjemahkan

Pemahaman tentang konsep komunikasi yang baik kemudian berubah seiring dengan perkembangan teknologi yang kemudian juga membawa perkembangan zaman. Kondisi ini membuat manusia dan dunia adalah sebuah kesatuan. Kita bisa terlepas dari batas-batas negara untuk berkomunikasi. Tidak hanya orang yang berada di lain daerah atau negara saja yang bisa kita ajak berkomunikasi hari ini, tetapi juga manusia yang berada jauh di benua berbeda juga bisa menghubungi kita pada saat ini juga. Manusia sebagai mahkluk sosial akan terus memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi sehingga manusia terus menciptakan cara berkomunikasi satu sama lain. Cara tersebut selain dengan menciptakan berbagai alat sebagai akibat dari perkembangan teknologi dunia adalah dengan belajar bahasa asing. Pada hari ini manusia sudah memasuki zaman dimana globalisasi memiliki pengertian bahwa manusia sudah tidak terbatasi oleh ruang untuk berkomunikasi yang kemudian memicu terjadinya perdagangan international tanpa batas.

Banyak perusahaan dari negara-negara maju berekspansi ke negara berkembang. Hal ini kemudian membuat perusahaan tersebut membutuhkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi tertentu dan salah satu kompetensi yang dibutuhkan dalam pekerjaan di perusahaan asing adalah penguasaan bahasa asing. Penguasaan bahasa asing hari ini menjadi aset penting bagi seseorang sehingga banyak dari para pekerja profesional menyempatkan diri untuk belajar bahasa asing. Semakin banyak bahasa yang dikuasai seseorang maka akan semakin banyak lapangan pekerjaan yang terbuka bagi orang tersebut. Hari ini setidaknya seseorang harus menguasai dua bahasa asing sebagai kebutuhan pekerjaan. Hal ini terjadi karena masyarakat sebuah negara tidak lagi bekerja hanya dengan orang yang memiliki status warga negara yang sama melainkan dari berbagai negara.

Kondisi ini mendorong manusia untuk belajar lebih banyak dan menguasai bahasa lebih banyak. Penguasaan bahasa asing akan membuka pemikiran kita dan membuat kita mampu melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang. Hal ini karena setiap bahasa memiliki sudut pandangnya sendiri terhadap suatu hal sehingga setiap orang yang belajar bahasa asing harus bisa menyesuaikan diri dengan pandangan bahasa tersebut terhadap suatu hal. Dengan menguasai bahasa asing kemudian kita akan menjadi manusia yang memiliki pemikiran terbuka. Pemikiran terbuka pada hari ini menjadi penting karena dunia sudah membaur menjadi satu dan nilai-nilai yang saling bertentangan sudah bertemu. Pemikiran terbuka kemudian menjadi aset penting lainnya yang membuat manusia bisa melihat segala perbedaan sebagai sebuah hal yang harus dipelajari.

Pemikiran ini kemudian menjadi bagian penting bagi negara dalam hal keamanan. Perbedaan yang ada di dunia membuat negara perlu mengembangkan segala fungsi pengawasan keamanan. Tugas pengawasan keamanan tersebut biasanya akan dilimpahkan kepada kepolisian dan tentara. Tapi sering kali sebuah negara dalam menjalankan fungsi pengawasan dan keamanan merasa tidak cukup hanya menggunakan kepolisian dan tentara. Berbagai cara dan fungsi pengawasan yang bisa ditingkatkan akan ditingkatkan oleh negara. Salah satu alasan ditingkatkannya keamanan negara karena sebuah negara perlu adanya pencegahan sebelum hal yang membahayakan terjadi didalam negara. Salah satu cara bagi sebuah negara dalam mencegah hal tersebut adalah melalui dinas intelijen. Negara di dunia pada umumnya akan memiliki dinas intelijennya masing-masing. Sebut saja Indonesia dengan BIN, Russia dengan FSB-nya (dulu disebut KGB), China dengan MSS nya, Perancis dengan DGSE. Para dinas militer ini memiliki agen mata-mata yang memiliki misi nya sendiri dalam usaha menjaga keamanan negara. Hal tersebut menjadi sebuah usaha dari pemerintah untuk menjaga warganya dari potensi bahaya yang bisa saja ditimbulkan dari adanya serangan secara mendadak.

Dinas militer yang paling populer adalah Mossad dan CIA. Kebanyakan dari misi mereka bisa dibilang sangat kontroversional dan sangat berbahaya karena mengancam keamanan negara-negara di dunia. Sebut saja misi CIA lewat seorang pilot pada tahun 1950-an bernama Allen Pope yang tertembak jatuh saat membawa pesawat bomber B-26 untuk menyuplai pemberontakan PRRI/Permesta. Rencana ini terungkap karena pada akhirnya Amerika meminta pilotnya dikembalikan. Rencana-rencana dinas intelijen tersebut membutuhkan kemampuan khusus yang luar biasa hebat dalam hal mata-mata. Biasanya mereka yang dipilih menjadi agen adalah orang-orang yang sangat berkompeten dibidangnya. Salah satu syarat mutlak mereka yang menjadi agen adalah menguasai bahasa asing. Untuk dinas intelijen seperti CIA sendiri menyebut bahwa kemampuan penguasaan bahasa asing adalah sebuah misi yang sangat mendesak. Hal ini karena CIA membutuhkan agen yang bisa berbicara, menulis dan menerjemahkan berbagai bahasa asing. Tujuan dari agen CIA harus menguasai bahasa asing adalah karena penugasan seorang agen CIA terletak dari berbagai negara berbeda. Kondisi ini membuat seorang agen harus bisa berbaur dan salah satu caranya menguasai bahasa asing. Dengan menguasai bahasa asing harapannya para agen yang bertugas akan mengetahui dan mengerti perbedaan budaya yang ada di tempat mereka bertugas sehingga mudah bagi mereka beradaptasi dan menjalankan tugas. CIA sendiri menghargai berbagai bahasa asing yang dikuasai oleh para agen. CIA juga memiliki program insentif bahasa asing. Biasanya mereka yang yang mengikuti program tersebut dan memenuhi standar tertentu akan direkrut dan mendapatkan bonus. Jika ada seseorang dari mereka yang sudah mencapai tingkat penguasaan bahasa mereka akan ditugaskan di daerah mereka memiliki kemampuan bahasa asing.

Setidaknya ada 87 bahasa yang menjadi kebutuhan dari CIA untuk menguasainya yang salah satunya adalah bahasa Indonesia. CIA sendiri tidak hanya membuka program bahasa asing bahkan juga membuka sebuah beasiswa bagi mereka yang undergraduate untuk bisa berpartisipasi. Kemampuan bahasa yang dimiliki oleh seorang individu menjadi sebuah aset sehingga bisa dikembangakan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Dalam dinas intelijen kemampuan bahasa selain berfungsi sebagai tolak ukur kemampuan dan pemahaman budaya yang berbeda, kemampuan bahasa juga menjadi sebuah kemampuan yang akan membantu dalam berbagai kasus seperti kasus keamanan nasional atau dalam sebuah misi untuk memahami medan tempur. Biasanya dinas intelijen akan dikirim oleh sebuah negara untuk memahami medan tempur dan mencuri informasi. Sebut saja pada perang dunia 2, mata-mata resistance Prancis menggandeng militer Amerika untuk menyerang Jerman di Paris. Mereka yang menjadi mata-mata tentunya mereka yang fasih berbahasa Jerman sehingga dapat melancarkan misinya dengan mudah. Seperti yang kita ketahui Jerman memiliki penjagaan yang ketat terhadap fasilitas perangnnya sehingga untuk masuk dan menjelajahi wilayah jajahan Jerman diperlukan kemampuan imitasi tertentu untuk bisa berbaur dengan mereka. Mereka yang menjadi mata-mata pada perang dunia 2 biasanya akan dilatih selama berbulan-bulan dan akan diaktifkan pada dinas intelijen melalui jalur-jalur yang tidak terpikirkan oleh banyak orang. Berbeda seperti tentara yang memasuki wilayah musuh dengan terang-terangan dan jelas.

Dinas intelijen biasanya akan memanfaatkan kelihaian bahasa mereka dan berbaur serta meminta bantuan penduduk asli wilayah musuh sehingga misi mereka dalam menjalankan spionase akan berhasil. Pada masa perang dingin berbagai dinas intelijen berperang dalam diam untuk mencuri informasi dan membangun hegemoni demi kepentingan negara yang dibelanya. Sebut saja Amerika yang membantu negara seperti Filipina dan Singapura untuk membangun negara karena wilayah tersebut adalah wilayah strategis militer. Indonesia pada masa itu juga seringkali menjadi wilayah yang dihasut untuk memilih pihak. Peperangan di dunia Intelijen memang tidak ada habisnya hal ini karena arus informasi dari hari ke hari semakin deras dan berubah-ubah. Karena banyaknya informasi tersebut maka perlu seseorang yang mampu untuk menyeleksi dan paham informasi yang diperlukan oleh negara. Kemampuan bahasa menjadi salah satu cara bagi seorang untuk memfilter informasi yang masuk. Negara dengan kemampuan intelijen yang baik tentu akan memiliki lebih besar kecenderungan  dalam kestabilan negara yang pada akhirnya memiliki efek terhadap perkembangan ekonomi negara tersebut. Pentingnya dinas intelijen yang berfungsi dengan baik juga menjadi sebuah prioritas bagi negara. Banyak negara di dunia yang menjadikan dinas intelijen sebagai sebuah cara untuk mengendalikan masyarakat.

Indonesia pada masa kependudukan Jepang sudah merasakan hal tersebut dengan lahirnya Kempetai (polisi rahasia Jepang). Kempetai sendiri dibuat untuk memata matai para aktivis pembela tanah air agar tidak melaksanakan kegiatan mencurigakan yang kemudian akan membahayakan kependudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda. Kondisi ini terlihat pada saat kongres pemuda diadakan dan para polisi rahasia datang dan menghadiri kongres tersebut. Hal ini dilakukan agar para pemuda Indonesia tidak bisa menyanyikan lagu yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman yaitu Indonesia Raya. Lagu yang kemudian menjadi lagu kebangsaan Indoensia dan dinyanyikan pada setiap upacara bendera dan moment-moment tertentu. Kemampuan bahasa para polisi rahasia Jepang dalam bahasa Indonesia bisa dibilang cukup baik sehingga dapat mengerti percakapan para pemuda Indonesia yang terdiri dari berbagai daerah. Bahasa daerah Indonesia yang beragam dan banyak jenisnya menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi dinas intelijen dalam menjalankan misi. Penguasaan bahasa di Indonesia bagi seorang yang bekerja dalam dinas intelejen sangat  penting karena dalam keberagamana bahasanya, orang Indonesia menyimpan berbagai sudut pandang terhadap sesuatu.

Photo by Roman Akhmerov on Unsplash

One thought on “Peran Bahasa Asing dalam dinas Intelijen

  • Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *