Apakah Pada Mulanya Hanya Terdapat Satu Bahasa?

Bahasa adalah sebuah sistem yang telah disepakati untuk digunakan oleh sekelompok anggota masayarakat tertentu dalam berkomunikasi. Kesepakatan tersebut telah dibuat sejak pertama kali bahasa tersebut hadir sebagai sarana komunikasi anggota masyarakat. Saat ini, terdapat banyak sekali bahasa-bahasa yang ada di dunia. Menurut Comrie (2001), terdapat setidaknya 6700 bahasa yang ada di seluruh dunia. Bahasa-bahasa tersebut beraneka ragam dari bahasa internasional, bahasa yang memiliki banyak penutur, hingga bahkan bahasa yang akan punah.

Bagaimana bahasa terbentuk pertama kali di dunia ini masih merupakan sebuah pertanyaan besar yang harus dijawab. Apakah bahasa yang berjumlah ribuan saat ini itu sudah ada sejak dulu dan bertebaran di muka bumi seperti saat ini? Ataukah pada mulanya bahasa-bahasa ini berasal dari satu bahasa yang kemudian terpisah dan berkembang menjadi banyak bahasa disebabkan oleh berbagai faktor. Dalam mitologi-mitologi kuno dijelaskan terdapat kisah mengenai awal mula bahasa manusia menjadi terpecah.

Pada mulanya, manusia berbicara dalam satu bahasa. Dalam sebuah kisah yang tertulis di Kitab Kejadian, manusia kemudian berencana untuk membangun menara yang tingginya mencapai langit. Tuhan pun kemudian murka dengan kesombongan manusia dan membuat manusia berbicara dalam bahasa yang berbeda-beda agar tidak dapat saling berkomunikasi. Kisah ini sebenarnya tidak hanya terdapat dalam Kitab Kejadian saja, namun juga terdapat dalam mitologi bangsa Sumeria (Enmerkar and the Lord of Aratta), mitologi di Meksiko (Piramid Besar Cholul), dan kisah-kisah lainnya.

Baca juga: Aleksander Agung, Pemimpin Kampanye Militer Terbesar Sepanjang Sejarah

Meskipun belum dapat dibuktikan kebenaran dari kisah Menar Babel, namun para ahli linguistik berusaha meneliti apakah manusia pada mulanya berbicara dalam bahasa yang sama. Para linguis kemudian menemukan bahwa terdapat beberapa bahasa yang memang memiliki kemiripan tertentu dari sistem tata bahasa ataupun kosakata yang ada. Sebagai contoh, bahasa Spanyol dari daratan adalah ‘tierra’, bahasa Portugisnya adalah ‘terra’, dan bahasa Perancis menyebutnya sebagai ‘terre’. Meskipun terdapat perbedaan, namun selintas terdapat kemiripan kosakata diantara ketiga bahasa tersebut. Hal inilah yang kemudian memberikan para ahli linguistik sebuah kesimpulan dimana ketiga bahasa tersebut adalah anak dari bahasa tertentu yang merupakan bahasa nenek moyang mereka. Bahasa tersebut dalam linguistik disebut sebagai protobahasa. Dalam hal ini, para ahli linguistik kemudian berusaha mencari bukti-bukti tulisan dan kemudian mencari hubungan antar bahasa yang merupakan asal dari ketiga bahasa ini dan ternyata ditemukan hasil bahwa bahasa Latin adalah induk dari ketiga bahasa ini.

Bahasa Latin diduga memiliki protobahasa yang disebut sebagai bahasa Proto-Roman. Bahasa Proto Roman ternyata memiliki kemiripan dengan induk dari bahasa Inggris, Jerman, Belanda (Proto-Jerman) dan induk dari bahasa Rusia, Polandia (Proto-Slavik). Ketiga protobahasa tersebut ternyata merupakan anak dari Proto-Eropa. Kemudian didapatkan kesimpulan bahwa seluruh bahasa tersebut berada dalam satu rumpun bahasa yang disebut sebagai rumpun Indo-Eropa.

Melalui penelitian yang telah dilakuan oleh ahli-ahli linguistik, dapat disimpulkan bahwa memang bahasa yang ada saat ini merupakan peranakan dari induk-induk bahasa diatasnya. Layaknya pohon keluarga, bahasa-bahasa tersebut terhubung dan kemungkinan besar berasal dari satu akar bahasa yang sama seperti dalam kisah Menara Babel. Hanya saja, para ahli belum dapat menentukan seperti apa dan bagaimanakah bahasa manusia awal di muka bumi dikarenakan bukti-bukti dan catatan sejarah yang tidak tersedia.

Sampai saat ini, para ahli masih memperdebatkan berapa jumlah rumpun bahasa yang ada di dunia. Setiap ahli linguistik memiliki perbedaan pendapat apakah bahasa A merupakan anggota rumpun bahasa X atau Y atau apakah rumpun bahasa X dan Y merupakan rumpun bahasa yang sama. Oleh karenanya, terdapat perbedaan pandangan mengenai rumpun-rumpun bahasa apa saja yang ada saat ini. Situs Ethnologue pada tahun 2019 merilis bahwa dari 7111 bahasa yang ada, terdapat 13 rumpun bahasa terbesar, yaitu: Niger-Kongo, Austronesia, Trans-Nugini, Sino-Tibet, Indo-Eropa, Aborigin Australia, Afro-Asiatik, Nilo-Sahara, Oto-Manguean, Austroasiatik, Tai-Kadai, Dravida, dan Tupia. Sedangkan menurut Glottolog pada tahun 2019 merilis bahwa dari 8494 bahasa yang ada terdapat 14 rumpun bahasa terbesar, yaitu: Atlantik–Kongo, Austronesian, Indo-Eropa, Sino-Tibet, Afro-Asiatik, Trans-Nugini, Pama–Nyungan, Oto-Manguean, Austroasiatic, Tai-Kadai, Dravida, Arawakan, Mande, dan Tupia. Selain dari rumpun-rumpun bahasa tersebut, masih terdapat rumpun-rumpun bahasa lain yang lebih kecil.

Beberapa rumpun bahasa yang sudah banyak disepakati keberadaannya, seperti Indo-Eropa, Afro-Asiatik, Niger-Kongo, Sino-Tibet, Austro-Asiatik, Austronesia, Dravida, Tai-Kadai. Bahasa-bahasa yang ada di Australia (aborigin), Papua Nugini, dan bahasa-bahasa asli benua Amerika belum dapat secara jelas diklasifikasikan dan masih menjadi perdebatan para ahli.  Sementara itu, beberapa rumpun bahasa yang dulunya termasuk rumpun bahasa belakangan ini diragukan keberadaannya, seperti Uralik dan Altaik. Beberapa ahli mendukung bahwa keduanya merupakan rumpun bahasa tersendiri, namun ada juga yang berpendapat bahwa keduanya bukan merupakan rumpun bahasa. Selain itu, terdapat juga beberapa bahasa yang terisolasi dan tidak dapat ditemukan protobahasanya, seperti Basque, dan Albania.

Rumpun bahasa Indo-Eropa adalah rumpun bahasa terbesar jumlah penuturnya dan dituturkan hampir di seluruh dunia. Bahasa-bahasa yang masuk ke dalam kategori rumpun bahasa Indo-Eropa adalah bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Perancis, Spanyol, Rusia, Portugis, Italia, Persia, Hindi, Urdu, dan masih banyak lagi. Sementara itu, jika mengikuti data dari situs Ethnologue, rumpun bahasa dengan jumlah bahasa terbanyak adalah rumpun bahasa Niger-Kongo dengan 1542 bahasa. Bahasa Indonesia sendiri masuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia bersama dengan bahasa Melayu, Tagalog, dan lain-lain. Lalu, bagaimana dengan bahasa yang kalian pelajari? Masuk ke dalam rumpun mana bahasa itu?

Referensi:

Brittanica, https://www.britannica.com/topic/Tower-of-Babel

Ethnologue, https://www.ethnologue.com/statistics/family

Glottolog, https://glottolog.org/glottolog/family

Multitree, http://new.multitree.org/home

Photo by Johann Siemens, https://unsplash.com/photos/EPy0gBJzzZU

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *