Apakah Benar Sebuah Bahasa Punya Keluarga ?

Apakah Benar Sebuah Bahasa Punya Keluarga

Pada manusia sendiri yang merupakan mahkluk sosial sudah bisa dipastikan bahwa sebuah keluarga bukanlah hal yang asing. Sejak manusia dilahirkan kedunia pun adalah sebuah hasil interaksi dari manusia dengan manusia lainnya. Sudah pasti setiap manusia berasal dari sebuah keluarga dengan pengertian seorang manusia terlahir dari seorang ibu dan si anak adalah hasil interaksi antara ayah dan ibunya. Berdasarkan lagu yang menjadi soundtrack keluarga cemara bisa dilihat bahwa sebuah keluarga adalah harta yang paling berharga. Lirik dari lagu tersebut memiliki dasar yang cukup kuat bagi sebagian besar orang karena sebagian besar orang hidup dan bertumbuh kembang didalam keluarga. Keluarga menjadi institusi sosial pertama yang bertanggungjawab dalam perkembangan seorang individu. Penting bagi keluarga untuk saling menjaga dan saling merawat karena keluarga merupakan agen sosialisasi terbentuknya mental seseorang dikemudian hari. Tidak hanya manusia yang membutuhkan keluarga, bahkan hewan pun akan mengerti pentingnya menjaga sebuah keluarga.

Baca juga : Kenapa Ada Bahasa-Bahasa Yang Sama Di Dunia?

Dari berbagai penjelasan tentang keluarga tersebut bisa kita lihat bahwa keluarga adalah tempat dimungkinkannya sebuah budaya tercipta. Salah satu yang bisa saja terjadi dalam sebuah keluarga sebagai produk budaya adalah bahasa. Anak balita dalam keluarga tentu akan mendapatkan bahasa utamanya sesuai dengan bahasa yang keluarganya ajarkan kepadanya dan lingkungan dimana ia berkembang. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah sebuah keluarga memiliki bahasa tertentu dan apakah sebuah bahasa memiliki sebuah keluarga. Untuk pertanyaan yang pertama sudah bisa dipastikan jawabnya iya namun untuk pertanyaan apakah sebuah bahasa memiliki keluarga perlu pendekatan-pendekatan lain yang salah satunya menggunakan pendekatan ilmu tentang memelihara kenangan seseorang yaitu apalagi kalau bukan ilmu sejarah. Kita ambil contoh untuk penelitian ini adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan sebuah bahasa yang merupakan sebuah hasil berkembangnya bahasa Melayu yang menjadi lingua franca yang digunakan oleh para pedagang Melayu untuk berdagang ke daerah-daerah di Nusantara. Seorang peneliti bahasa bernama Abdul Rashid Melebek dalam bukunya “Sejarah Bahasa Melayu” memabahas tentang bahasa Melayu sebagai bagian dari keluarga bahasa. Menurutnya, sebuah bahasa memiliki cabang-cabang, kelompok-kelompok dan, subkelompok bahasa hal ini membuat sebuah bahasa memiliki keluarga. Contoh bagi sebuah keluarga bahasa adalah bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan pecahan bahasa Austronesia dan Melayu-Polinesia. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh pensiunan sekertaris kelautan perusahaan East Indie ini kemudian menjadi linguis yang mempelajari tentang bahasa di Nusantara. Peneliti tersebut bernama William Marsden. Berdasarkan hasil penelitiannya yang menjadi sebuah kamus bernama Dictionary of The Malayan Language pad tahun 1812 ditemukan bahwa bahasa Melayu merupakan bahasa yang memiliki keluarga yang sama dengan bahasa Polinesia. Apakah Benar Sebuah Bahasa Punya Keluarga

Walaupun dalam penelitian lainnya terdapat sanggahan bahwa bahasa Melayu dan Polinesia tidak sekeluarga seperti penelitian yang dilakukan oleh John Crawfurd. Jhon dalam penelitiannya yang dibukukan berjudul On Malayan dan Polinesia Languages and Races menyebutkan bahwa bahasa Melayu dan Polinesia tidak satu keluarga dan berasal dari wilayah yang berbeda. Walaupun demikian penelitian lainnya tidak sependapat dengan Jhon Crawfurd. Seorang pejabat negara Jerman yang meneliti bahasa Melayu melihat ada kesalahan yang dilakukan Jhon Crawfurd dalam penelitiannya. Seorang itu bernama Wilhelm Von Humboldt. Menurut Wilhelm, untuk memahami sebuah bahasa satu keluarga atau tidak perlu dilakukan secara mendalam dan menyarankan agar Jhon Crawfurd setuju dengan Marsden. Tentu saran dari Wilhem ini harus diperhitungkan mengingat kredibilitas penelitian Wilhem lebih tinggi dari peneliti lainnya. Wilhem lah yang menciptakan istilah Malayo-Polynesia. Penelitian yang digunakan untuk mengkritik Jhon Crawfurd berjudul Uber die Kawisprache Auf der Insel Java. Dalam penciptaan tulisan tersebut Wilhem memang sedang mempelajari bahasa Jawa. Bahasa Jawa bukan hanya dipelajari oleh Wilhem. Salah satu peneliti lainnya berkebangsaan Belanda yang juga merupakan salah satu profesor di Benares dan di Leiden bernama johan Hendrik Caspar Kern atau biasa dipanggil kern juga mengatakan hal yang sama dengan Wilhem. Kern menyebutkan bahwa bahasa di nusantara adalah sebuah keluarga bahasa karena pada dasarnya bahasa-bahasa di Asia Tenggara berasal dari tanah besar Asia Tenggara. Bukti-bukti dan penelitian tentang hal ini dituliskan dalam sebuah buku Taalkundige gegevens ter bepaling van het stamland der Maleis-Polynesische Volken yang dituls pada tahun 1889. Jika memikirkan pernyataan Kern memang masuk akal jika sebuah bahasa di Asia Tenggara berasal dari keluarga bahasa yang sama hal ini karena memang sebuah bahasa yang ada di daerah Asia Tenggara memiliki banyak kesamaan. Kesamaan dalam bahasa di Asia Tenggara bisa dilihat dari goresan tulisan. Pada bahasa seperti bahasa Thai yang digunakan di Thailand bisa dilihat huruf-huruf yang mirip dengan aksara masyarakat Jawa dan Sunda. Ternyata memang dalam perkembangannya bahasa yang ada di aksara Sunda dan Jawa berasal dari perkembangan huruf Pallawa. Huruf Pallawa ini kemudian menjadi huruf yang digunakan oleh para kerajaan-kerajaan zaman dahulu untuk menulis prasasti ataupun karya tulis dalam sebuah kitab. Apakah Benar Sebuah Bahasa Punya Keluarga

Seorang peneliti lainnya juga sempat membuktikan bahwa adanya kesamaan-kesamaan dalam bahasa Melayu dan Polynesia. Seorang peneliti tersebut adalah Johann Reinhold Forster. Forster adalah seorang pendeta di Jerman yang juga adalah seorang naturalis. Berbagai perjalanan yang ia lakukan dan James Cook lakukan kemudian dituangkan dalam sebuah buku berjudul A Voyage Round The World. Dalam buku yang ia tulis pada tahun 1776 Forster menyebutkan bahwa adanya keterkaitan antara bahasa di Asia Tenggara seperti Melayu dengan bahasa Polynesia. Dengan banyaknya penelitian tentang bahasa seperti bahasa Melayu pernahkah kita melihat apa itu bahasa Melayu? Jawaban dari pertanyaan ini hanya bisa dijawab apabila kita sudah paham tentang bagaimana kata Melayu tercipta. Berbagai versi tentang terciptanya bahasa Melayu sangat lah banyak dan yang paling terkenal setidaknya terdapat 2 cerita. Cerita yang pertama adalah tentang gunung Himalaya. Berdasarkan keterangan dari legenda perintis kritik sastra dari Padang, Indonesia bernama Zuber Usman, Sebuah nama bahasa yang salah satunya bahasa Melayu memiliki sejarahnya sendiri. Menurut beliau, Melayu berasal dari kata Himalaya yang kemudian disingkat menjadi Malaya. Hima yang artinya salju dan alaya yang artinya tempat. Namun terdapat cerita terkenal lainnya tentang asal usul bahasa Melayu yang salah satunya berasal dari zaman kerajaan di wilayah Nusantara. Apakah Benar Sebuah Bahasa Punya Keluarga

Raja Kertanegara yang berasal dari kerajaan Singasari Jawa Timur pada sekitar tahun 1286 dikisahkan dalam sebuah prasasti bernama prasasti Amonghapasa menyerang sebuah kerajaan di daerah Sumatera Barat. Kejadian penyerangan yang dilakukan oleh Raja Kertanegara kedaerah Sumatera Barat disebut Pamalayu. Kata Pamalayu ini memiliki makna sebagai sebuah perjalanan Malayu, dari kata Malayu ini lah dikenal kata Melayu. Pendapat sejenis sempat juga dikemukakan dalam sebuah cerita bernama Kerajaan Malayu. Kerajaan Malayu ini adalah sebauh kerajaan yang didirikan pada abad ke-20 dan merupakan sebuah kerjaan yang diberi nama sesuai dengan nama yang ada di dsekitar kerajaan tersebut bernama sungai Malayu. Kata sungai Malayu inilah yang kemudia membentuk Melayu. Argumen ini diperkuat dengan berbagai nama kerajaan pada masa itu juga menggunakan sungai sebagai nama kerajaannya. Sebut saja kerajaan seperti Pahang, Kelantan, Serawak, Selangor dan Siak yang nama-namanya ini diambil dari nama sebuah sungai yang melambangkan letak dari kerajaan tersebut. Meskipun banyak sekali cerita tentang asal-usul dari pembuatan kata Melayu, kita juga harusnya tahu siapa sih orang-orang yang disebut orang Melayu dan apakah benar Melayu sebagai bahasa adalah sebuah keluarga? Jawabnnya harus dilihat dari kajian yang dilakukan oleh UNESCO. UNESCO yang melakukan kajian tentang Melayu memiliki kesimpulan bahwa Melayu adalah sebuahsatu keluarga bangasa yang mempunyai satu keluarga bahasa yang sama. Melalui penjelasan ini bisa kita mengerti bahwa sebenarnya sebagai seorang yang lahir dan tinggal di Wilayah Asia Tenggara kita adalah satu rumpun yang sama dan memiliki keluarga bahasa yang sama. Tidak heran berbagai bahasa yang ada di Asia Tenggara bisa saja ada kemiripan  seperti yagn sudah dijelaskan sebelumnya . Menurut para peneliti dari Barat, Orang Asia Tenggara berasal dari tempat yang sama di daratan Asia Tenggara namun belum bisa dipastikan dari tempat mana yang lebih tepat disebut sebagai awal perkumpulannya. Satu hal yang pasti mengenai orang-orang yang berada di Wilayah Asia Tenggara adalah orang-orang dengan mayoritas budaya yang sama mulai dari sistem perkawinan, sampai dengan sistem kepercayaan. Sebut saja agama Hindu yang kemudian menjadi agama yang masuk ke wilayah nusantara dan akhirnya mempengaruhi terbentuknya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu di wialyah Nusantara. Tentu saja hal ini adalah sebuah pertemuan budaya yang kemudian menjadi sebuah budaya yang universal bagi Wilayah Asia Tenggara.

Pertemuan Bahasa juga menjadi sebuah produk budaya yang kemudian menjadi hal yang tersebar luas dan mengalami perkembangan di wilayah Asia Tenggara. Pertemuan bahasa-bahasa ini kemudian menjadi sebuah bukti tersendiri bahwa bahasa-bahasa yang ada didunia muncul tidak dengan sendirinya. Berbagai faktor dalam sejarah pembentukan sebuah bahasa menjadi sangat penting untuk dilihat dan salah satunya adalah faktor keluarga bahasa. Bagaikan sebuah kehidupan seorang manusia bahasa pun memiliki keluarga yang tidak lupa untuk diperhitungkan eksistensinya. Sangat penting bagi kita memahami dan menghargai bahasa terutama bahasa resmi sebuah negara. Bahasa juga menjadi sebuah aset bagi negara sebagai sebuah bentuk keragamaan budaya. Sebut saja Indonesia yang memiliki banyak sekali ragam bahasa di setiap daerahnya. Keragamaan bahasa ini senantiasa menjadi pengingat kita bahwa Indonesia tidak hanya dimiliki oleh 1 atau 2 golongan saja tetapi menjadi milik dari banyak golongan manusia yang tinggal dan menetap di Indonesia. Penting bagi kita untuk mengetahui sejarah bahasa kita sendiri karena kalau bukan kita lagi yang menjaga eksistensi dari sebuah bahasa yang ada di negara ini,siapa lagi? Bahasa menjadi sebuah identitas yang mana jika tidak dijaga dan dilestarikan akan tergerus oleh bangsa-bangsa lain yang mengedepankan budaya nya. Sebut saja berbagai negara yang sekarang memiliki bahasa resmi dari bahasa lain bekas penjajahan ataupun terkena influence dari negara lain. Penting nya menjaga sebuah bahasa terlihat saat kita memiliki rasa kepemilikan terhadap sebuah negara bahkan sumpah pemuda kita pada tanggal 28 Oktober 1928 senantiasa dilafalkan untuk menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia.

Author : Frederick A. B.

Photo by Jessica Rockowitz on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *