Adakah Korea Mini di Sulawesi?

Adakah Korea Mini di Sulawesi?

Sebanyak apapun pengetahuan kita tentang bahasa tidak akan pernah cukup untuk kita merasa bosan. Bagaikan sebuah kotak misteri, Bahasa selalu menyimpan rahasia yang belum pernah kita tahu sebelumnya. Berbagai rahasia dalam bahasa adalah sesuatu yang tidak akan pernah habis dan selalu membuat kita terkagum akan keindahan dan keuniversalan sebuah bahasa bisa berkembang dan dipakai oleh manusia sebagai bagian utama dari sebuah komunikasi. Berbagai hal yang belum kita ketahui tentang bahasa bukanlah sesuatu yang akan habis karena bahasa selalu memiliki kejutannya sendiri. Salah satu kejutannya adalah saat sebuah bahasa memiliki keluarga yang kemudian bahasa tersebut memiliki kemiripan antara bahasa di negara yang sama sekali tidak ada kedekatan.

Berbagai kejutan tersebut tidak berhenti hanya karena terhalang oleh sebuah tembok besar bernama geografis. Bahasa bagaikan sebuah hujan, hal itu berkembang dan menyebar dari satu tempat ke tempat lain tanpa batasan yang jelas. Karena sangat universalnya bahkan mahkluk di bumi selain manusia pun banyak yang mengerti dan paham apa yang dimaksud dan disampaikan dalam sebuah bahasa. Anjing dan burung beo pun adalah sebuah contoh bahwa sebuah bahasa yang kita pakai tidak berhenti pada sekelompok orang tertentu atau sebuah negara sekalipun. Bahasa menghilangkan batas-batas yang ada dan menjadikan semua orang terhubung satu dengan yang lain. Fungsi bahasa yang saling menghubungkan individu dengan individu yang lain juga bisa menjadi kebalikan dari fungsinya tersebut.

Baca juga : 7 Kosa Kata Bahasa Inggris dalam Game Shooter

Tanpa adanya aturan dan batasan dalam penggunaan bahasa antar individu tentunya bahasa yang sebelumnya berperan menghubungkan akan beralih menjadi pemutus hubungan. Tidak jarang banyak hubungan antar manusia terputus karena penggunaan bahasa yang tidak baik diantara keduanya. Mulai dari hubungan antar teman, sahabat, dan kekasih yang terputus karena penggunaan bahasa yang tidak berkenan dan menyakitkan sampai dengan hubungan negara yang terputus karena cara penyampaian yang tidak baik karena kurangnya pemahaman sebuah bahasa. Semua bisa terjadi menjadi lebih baik atau lebih buruk tergantung kepada bagaimana kita menjadikan sebuah bahasa sebagai alat komunikasi. Pentingnya bahasa dalam kehidupan kita ini menjadikan sebuah bahasa sebagai aset yang penting bagi setiap individu bahkan bagi sebuah negara. Bahasa menjadi kebanggaan dan juga identitas bagi sebuah negara. Adakah Korea Mini di Sulawesi

Tanpa adanya sebuah bahasa yang melambangkan dan menjadi cirikhas dalam sebuah negara akan menjadikan negara tersebut sangat rentan terhadap pengaruh negara lain. Bahasa adalah sesuatu yang lebih daripada sekedar alat komunikasi. Bahasa menjadi sebuah kebutuhan pokok pada manusia yang jika pengetahuan bahasa tidak terpenuhi yang terjadi adalah kesalahpahaman yang kemudian merugikan individu yang tidak menguasainya. Selain menjadi sebuah kebanggaan sebuah negara, Bahasa menjadi sebuah lambang yang selalu mengingatkan manusia bahwa kehidupan yang sedang mereka jalani saat ini adalah sebuah kehidupan yang terdiri dari berbagai hal yang berbeda antara 1 dan yang lainnya. Hal ini seakan mengingatkan manusai bahwa menutup diri bukanlah sebuah jawaban dan menganggap bahwa golongannya adalah yang paling baik adalah sebuah hal yang sia-sia. Keragamannya yang universal membuat bahasa menjadi sebuah alat penghubung yang perkembangannya disetiap wilayah berbeda-beda dan memiliki ciri khasnya sendiri. Walaupun keragaman yang ada di dalam sebuah bahasa luar biasa besar, tidak jarang kita menemukan bahasa-bahasa yang ternyata adalah sama dengan bahasa lain di belahan dunia yang lain. Hal ini adalah sebuah hal yang biasa terjadi. Adakah Korea Mini di Sulawesi

Sebut saja sebuah bahasa resmi di Brazil bukanlah bahasa Inggris Amerika walaupun letak Brazil ada di benua Amerika. Bahasa resmi Brazil sendiri adalah bahasa Portugis yang bisa kita lihat bahwa bahasa tersebut adalah bahasa yang sama yang digunakan oleh sebuah negara di wilayah Eropa disebuah negara seorang pemain sepakbola terkenal bernama Chrisitiano Ronaldo memiliki kewarganegaraan. Contoh lainnya adalah Argentina yang merupakan negara dengan bahasa resminya adalah bahasa Spanyol. Hal ini menunjukan bahwa sebenarnya bahasa adalah sebuah hal yang tidak terhalangi oleh ruang dan waktu. Untuk sebuah bahasa tumbuh dan berkembang hanya memperlukan beberapa rangsangan dan salah satunya adalah proses historis. Berbagi kesamaan dalam sebuah bahasa ini kemudian bisa dilihat sebagai sebuah perkembangan dalam sebuah bahasa yang tidak mengenal tempat. Berbagai kesamaan bahasa di berbagai tempat ini memiliki kejutannya sendiri. Salah satu kejutan dalam kesamaan penggunaan bahasa terlihat di sebuah Kota di Sulawesi, Indonesia. Kota Baubau yang merupakan sebuah Kota dari Pulau Buton di Selatan Sulawesi ini mejadi sebuah contoh bahwa sebuah bahasa merupakan hal yang universal dan penggunaan bahasa tidak terpaku oleh ruang. Kota Baubau memiliki sebuah suku bernama suku Cia-Cia. Suku ini memiliki bahasa yang sekilas membuat kita terkejut seakan-akan suku ini diisi oleh orang-orang dari negeri ginseng.

Baca juga : Apakah Benar Sebuah Bahasa Punya Keluarga ?

Suku Cia-Cia menggunakan aksara Hangeul dalam penulisannya. Penulisan Hangeul yang sekilas memberikan kita kesan bahwa suku Cia-Cia ini tidak berasal dari Indonesia ini ternyata memiliki sejarah yang unik. MZ. Amirul Tamim yang pada awal tahun 2000 menjabat sebagai walikota Baubau mengadakan sebuah dokumentasi bahasa-bahasa daerah di kota Baubau. Salah satu bahasa yang menjadi proyek tersebut adalah bahasa Cia-cia milik suku Cia-cia. Sebelumnya tidak ada aksara yang cocok untuk bahasa ini. Dokumentasi ini kemudian menjadi sebuah cara pemerintah untuk melestarikan budaya kita yang merupakan bahasa yang akan punah jika tidak terdokumentasi secara baik. Mulai dari sini dipikirkan aksara yang cocok untuk mendokumentasikan bahasa Cia-cia dan pada mulanya bahasa Cia-cia akan beraksara Arab seperti bahasa Wolio milik mayoritas masyarakat Sulawesi namun cara ini ternyata tidak berhasil karena adanya kata-kata yang tidak terwakilkan daam aksara Arab. Kemudian Pada tahun 2005 Masyarakat Pernaskahan Nusantara dan Pemerintah Kota Bau-Bau menggelar sebuah simposium naskah nusantara.

Dalam simposium internasional tersebut membahas berbagai masalah tentang dokumentasi bahasa di Indonesia. Salah satu Professor dari Korea bernama Prof. Chun Thay Hyun tertarik dengan berbagai dokumentasi bahasa yang berada di pulau Buton dan salah satunya adalah Bahasa Cia-Cia. Setelah melakukan penelitian terhadap bahasa tersebut, Proffesor Chun Thay Hyun menemukan berbagai kesamaan mulai dari bentuk pelafalan sampai dnegan struktur bahasa di dalam bahasa Cia-Cia. Karena berbagai kesamaan tersebut membuat Prof. Chun Thay Hyun memutuskan untuk mengundang sebuah lembaga riset bahasa Korea untuk mempelajari dan menentukan apakah bahasa Cia-Cia bisa terdokumentasi dengan menggunakan Bahasa Korea atau Aksara Hangeul. Lembaga yang diterjunkan dalam penelitian tersebut adalah Korea Hunminjeongeum Research Institute yang merupakan sebuah institut dalam pengembangan bahasa di Korea.

Peran serta lembaga asing dalam dokumentasi bahasa daerah di Suku Cia-Cia tentunya adalah hal besar dan merupakan sebuah bukti bahwa bahasa memiliki keragamannya masing-masing. Dalam upaya yang dilakukan oleh Korea Hunminjeongeum Research Institute ternyata ditemukan bahwa bahas Cia-Cia bisa terwakili dengan aksara Hangeul. Nah mulai dari sinilah berbagai bahan ajar di Kepulauan Buton terhadap bahasa Cia-Cia mulai dipelajari dari tingkat SD sampai SMA. Pelajaran yang diajarkan adalah untuk mengena Aksara Hangeul yang menjadi wakil dari bahasa Cia-Cia dalam penulisannya. Pemerintah Kota Bau-Bau yakin dengan adanya penulisan tersebut bisa menjadikan Bahasa Cia-Cia terdokumentasi dan lebih mudah untuk dipelajari oleh generasi berikutnya. Adakah Korea Mini di Sulawesi

Sejarah panjang dalam penulisan bahasa sebagai cara dokumentasi bahasa menjadi penting untuk dipelajari dan menjadi sebuah cara menghormati budaya kita sendiri. Sandra Safitri Hanan, staf Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara dalam sidang doktoralnya meneliti bahasa Cia-Cia sebagai bahasa yang terpengaruh dengan Bahasa Wolio dan bisa diwakili penulisanmya dengan Akasara Hangeul. Penjulisan Bahsas Cia-Cia dalam aksara Hangeul bukanlah sebuah hal yang aneh karena hal ini merupakan contoh bahwa sebuah bahasa memiliki sifat yang universal. Dalam penulisannya Bahasa Korea dalam aksara Hangeul dan Bahasa Cia-Cia dalam Aksara Hangeul berbada sama sekali. Hal ini karena memang Aksara Hangeul yang digunakan dalam bahasa Cia-cia memiliki kaidah yang berbeda dengan penulisan aksara Hangeul di Korea. Setiap bahas memiliki keragaman penulisannya masing-masing. bahasa Wolio dalam penulisannya yang dilambangkan degan aksara Arab juga memiliki struktur bahasa yang berbeda dengan bahasa Arab biasanya. Hal ini juga merupakan contoh lainnya dari sifat bahasa yang beragam.

Pendokumentasian bahasa daerah melalui sebuah aksara ditujukan oleh Pemerintah sebagai upaya pelestarian bahasa yang nantinya akan menjadi sebuah aset tersendiri bagi Indonesia dalam berbagai sektor yang salah satunya adalah sektor perekonomian. Hal ini berkaitan karena pada dasarnya dengan banyaknya keragaman yang ada di Indonesia akan memikat banyak negara lain untuk mengetahui keragaman budaya Indonesia. Kemudian yang terjadi karena adanya tingkat turisme yang banyaka adalah peningkatan dalam sektor pariwisata yang kemudian berpengaruh kepada sektor ekonomi sebuah negara. Pendapatan devisa negara akan bertambah tidak hanya dengan penyaluran tenaga kerja ke luar negeri tetapi juga dengan meningkatnya sektor perekonomian melalui pariwisata. Adakah Korea Mini di Sulawesi

Pariwisata menjadi sektor dengan daya jual yang tinggi di Indonesia mengingat Indonesia memiliki berbagai keindahan alam yang luar biasa indah yang didukung dengan letak Indonesia yang stragtegis bagi penerbangan international. Bali menjad salah satu pulau yang menjadi destinasi turisme karena keindahan alamnya. Salah satu hal yang akan dipelajari oleh turis dalam perjalanannya ke Indonesia adalah budayanya dan salah satunya adalah bahasa. Bahasa memainkan peranan penting karena dengan menguasai bahasanya seorang turis akan lebih mudah mendapatkan sesuatu di wilayah tersebut sehingga pemerintah perlu mem-provide kebutuhan turis dalam mengenal dan mempelajari bahasa. Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah dengan menjadikan bahasa daerah terdokumentasi melalui aksara. Layaknya bahasa Cia-Cia dalam Hangeul Korea dan Wolio dalam bahasa Arab, Bahasa sunda dengan aksara sunda dan bahasa Jawa dengan aksara Jawa. Perkembangan sektor bahasa memainkan peran penting dalam perubahan sosial terutama dalam komunikasi yang memicu interaksi antar individu. Semakin sebuah bahasa dipergunakan dan dilestarikan tentunya bahasa tersebut tidak akan punah. Semakin sebauh Bahasa jarang diperdengarkan dan dibicarakan akan semakin sulit bagi sebuah bahaa tersebut mempertahankan eksistensinya. Budaya manusia yang dinamis ini perlu menjadi perhatian khusus dari masyarakatnya sendiri sebagai penjaga budayanya. Zaman yang semakin modern bisa menjadi sebuah pedang bermata 2 bagi pelestarian bahasa. Bisa menjadi alat untuk melestarikan atau menjadi alat untuk memusnahkan bahasa.

Author : Frederick A. B.

Photo by Saveliy Bobov on Unsplash

One thought on “Adakah Korea Mini di Sulawesi?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *