Lima Negara di Eropa yang Tidak Diakui Dunia Internasional

Lima Negara di Eropa yang Tidak Diakui Dunia Internasional

 

  1. Abkhazia

Lima Negara di Eropa yang Tidak Diakui Dunia Internasional Abkhazia

Bendera Abkhazia

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/File:Flag_of_the_Republic_of_Abkhazia.svg

Abkhazia, the country that (almost) doesn’t exist

Abkhazia secara geografis terletak di wilayah Kaukasus, Eropa Timur. Negara ini terletak di tepi timur Laut Hitam.  Sebelah utara berbatasan dengan Federasi Rusia dan sebelah selatannya berbatasan dengan wilayah Georgia. Luas wilayah Abhazia adalah 8660 km2 dengan jumlah penduduk mencapai sekitar 240.000 jiwa.  Republik Abkhazia beribukota di Aqwa (Sukhumi). Setelah runtuhnya Uni Soviet pada awal dekade 90-an, Abkhazia yang saat itu merupakan wilayah otonomi yang masuk dalam administrasi Republik Soviet Sosialis Georgia menginginkan terbentuknya Republik Abkhazia yang terpisah dari Georgia. Keinginan tersebut muncul karena berkembangnya semangat etnonasionalisme di kalangan etnis Abkhaz. Pemerintah Abkhazia mengkuatirkan kemerdekaan Georgia dari Uni Soviet akan menghilangkan status otonomi Abkhazia.

Pada tahun 1992, setelah Georgia resmi merdeka dari Uni Soviet, kelompok separatis Abkhazia melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Georgia. Kelompok separatis ini kemudian berhasil mengalahkan pasukan Georgia dan mendapatkan kontrol penuh atas wilayah Abkhazia pada tahun 1993. Pada bulan Mei 1994, kedua belah pihak menandatangani persetujuan gencatan senjata. Tentara Rusia sebagai pihak ketiga diturunkan untuk menjaga perdamaian di kawasan. Namun, ketegangan antara kedua belah pihak masih berlanjut. Pada tanggal 12 Oktober 1999, Abkhazia secara resmi menyatakan kemerdekannya dari Georgia, namun tidak mendapatkan pengakuan dunia internasional.

Konflik ini kemudian kembali memuncak saat Presiden Georgia terpilih pada tahun 2004, Mikheil Saakhashvili memiliki agenda untuk kembali menyatukan wilayah-wilayah Georgia yang berada di bawah kontrol separatis. Pada tahun 2006, Georgia berhasil mendapatkan kontrol atas wilayah Kodori Gorge. Ketegangan semakin memuncak pada bulan Agustus 2008 saat terjadi baku tembak antara kelompok separatis Ossetia Selatan yang dibantu oleh Rusia dengan pemerintah Georgia. Ketegangan ini kemudian juga membawa dampak bagi ketegangan di Abkhazia. Pertempuran tersebut berlangsung selama lima hari hingga pemimpin Uni Eropa meminta penarikan pasukan Rusia. Abkhazia kemudian memberikan izin kepada Rusia untuk mengatur perbatasannya dan membangun pangkalan militer di Abkhazia. Pertempuran ini juga kemudian membuat Rusia secara resmi mengakui kemerdekaan Abkhazia pada tanggal 26 Agustus 2008.   Hingga saat ini, terdapat empat negara anggota PBB lainnya yang mengakui kemerdekaan Abkhazia, yaitu: Nikaragua, Venezuela, Nauru, dan Suriah.

  1. Ossetia Selatan

Lima Negara di Eropa yang Tidak Diakui Dunia Internasional Ossetia Selatan

Bendera Ossetia Selatan

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/File:Flag_of_South_Ossetia.svg

South Ossetians commemorate the war

Ossetia Selatan atau secara resmi disebut sebagai Republik Ossetia Selatan – Alania secara geografis terletak di wilayah Kaukasus, Eropa Timur. Negara ini terletak tepat di tengah Pegunungan Kaukasus, diapit oleh Rusia dan Georgia.  Sebelah utara berbatasan dengan Federasi Rusia dan sebelah selatannya berbatasan dengan wilayah Georgia. Luas wilayah Ossetia Selatan adalah 3900 km2 dengan jumlah pendudukencapai sekitar 53.000 jiwa. Ossetia Selatan beribukota di Tskhinvali. Menjelang runtuhnya Uni Soviet pada awal dekade 90-an, Ossetia Selatan yang didominasi oleh etnis Ossetia menginginkan terbentuknya otonomi khusus untuk Ossetia Selatan dari pemerintah Georgia. Keinginan tersebut muncul karena berkembangnya semangat etnonasionalisme di kalangan etnis Ossetia yang dimotori oleh kelompok bernama Ademon Nykhas (Front Rakyat Ossetia Selatan).

Setelah kemerdekaan Georgia dan terpilihnya seorang nasionalis, Zviad Gamsakhurdia, muncul keinginan untuk memisahkan diri dari Georgia. Terjadi baku tembak dan perang saudara di Ossetia Selatan antara kelompok separatis dengan pemerintah Georgia. Pada tahun 1992, disepakati gencatan senjata antara kedua belah pihak dan kemudian Rusia sebagai pihak ketiga masuk untuk menengahi konflik.

Konflik ini kemudian kembali memuncak saat Presiden Georgia terpilih pada tahun 2004, Mikheil Saakhashvili memiliki agenda untuk kembali menyatukan wilayah-wilayah Georgia yang berada di bawah kontrol separatis. Pada tahun 2006, Saakhasvili menawarkan Ossetia Selatan sebuah otonomi di dalam Republik Georgia, dan kemudian ditolak oleh Ossetia Selatan. Ketegangan semakin memuncak pada bulan Agustus 2008 saat terjadi baku tembak antara kelompok separatis Ossetia Selatan yang dibantu oleh Rusia dengan pemerintah Georgia. Pertempuran tersebut berlangsung selama lima hari hingga pemimpin Uni Eropa meminta penarikan pasukan Rusia. Pertempuran ini juga kemudian membuat Rusia secara resmi mengakui kemerdekaan Abkhazia pada tanggal 26 Agustus 2008. Hingga saat ini, terdapat empat negara anggota PBB lainnya yang mengakui kemerdekaan Abkhazia, yaitu: Nikaragua, Venezuela, Nauru, dan Suriah.

  1. Artsakh

Lima Negara di Eropa yang Tidak Diakui Dunia Internasional Artsakh

Bendera Artsakh

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/File:Flag_of_Artsakh.svg

Artsakh: History and Conflict

Republik Artsakh atau Nagorno-Karabakh secara geografis terletak di wilayah Kaukasus, Eropa Timur. Negara ini dikelilingi wilayah Azerbaijan. Luas wilayah Artsakh adalah 11458 km2 dengan jumlah penduduk mencapai sekitar 150.000 jiwa.  Republik Abkhazia beribukota di Stepanakert. Setelah runtuhnya Uni Soviet pada awal dekade 90-an, Artsakh yang saat itu merupakan wilayah yang masuk ke dalam administrasi Republik Soviet Sosialis Azerbaijan menginginkan terbentuknya Republik Artsakh yang terpisah dari Azerbaijan. Keinginan tersebut muncul karena berkembangnya semangat etnonasionalisme di kalangan etnis Armenia yang mendominasi wilayah ini, berbeda dengan wilayah Azerbaijan lainnya yang dihuni oleh etnis Azeri.

Pada tanggal 2 September 1991, Republik Artsakh menyatakan kemerdekannya. Perang saudara antara kelompok separatis Artsakh dan pemerintah Azerbaijan pun pecah. Persetujuan damai kemudian baru ditandatangani kedua pihak pada tahun 1994. Wilayah ini pun masih mengalami ketegangan hingga sekarang. Konflik ini juga menjadi pemicu memanasnya hubungan antara Azerbaijan dan Armenia, seperti telah diketahui bahwa wilayah ini yang dihuni oleh etnis Armenia. Beberapa kali terjadi pertempuran yang melibatkan tentara Azerbaijan dan Armenia, yang dipicu oleh peristiwa Mardakert pada tahun 2008. Hingga saat ini belum ada negara anggota PBB yang mengakui kemerdekaan Artsakh. Namun pada tahun 2015, Presiden Armenia telah menyatakan bahwa Artsakh atau Nagorno-Karabakh sebagai wilayah yang tak terpisahkan dari Armenia.

  1. Transnistria

Lima Negara di Eropa yang Tidak Diakui Dunia Internasional Transnistria

Bendera Transnistria

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/File:Flag_of_Transnistria_(state).svg

Transnistria secara geografis terletak di tepi Sungai Dniepr di Eropa Timur. Sebelah utara dan timur berbatasan dengan Ukraina, sedangkan sebelah barat dan selatannya berbatasan dengan Moldova. Transnistria memiliki luas wilayah 4163 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 460.000 jiwa yang didominasi oleh etnis Rusia dan Ukraina. Transnistria beribukota di Tiraspol.

Sejarah negara ini dimulai saat meningkatnya semangat etnonasionalisme etnis Moldova saat menjelang runtuhnya Uni Soviet pada dekade 90-an. Meningkatnya semangata etnonasionalisme di kalangan etnis Moldova membuat etnis Rusia dan Ukraina, khususnya di wilayah barat Moldova dekat perbatasan Ukraina sebagai ancaman bagi mereka. Etnis minoritas di Moldova melihat kebijakan ini sebagai semangat nasionalisme etnis mayotitas di Moldova yang dapat membahayakan hak-hak etnis minoritas di Moldova. Menanggapi kebijakan tersebut, etnis minoritas di barat Moldova (Transnistria) yang terdiri dari etnis Russia dan Ukraina membentuk sebuah gerakan oposisi bernama Edinstvo. Gerakan opoisisi ini menentang segala kebijakan yang mengarah terhadap kemerdekaan Moldova dari Uni Soviet.

Pada tanggal 2 September 1990, barisan Edinstvo memproklamirkan wilayah barat Moldova (Transnitria) adalah bagian dari Uni Soviet. Moldova kemudian kehilangan kontrol atas wilayah baratnya. Transnistria menentang keinginan Moldova untuk melepaskan diri dari Uni Soviet. Hubungan antara Transnistria dan Moldova semakin memanas hingga akhirnya pada tanggal 2 November 1990 terjadi bentrokan antara pemerintah Moldova dan kelompok separatis di Dubăsari. Tentara Uni Soviet ke-14 di wilayah Moldova yang setia terhadap Moskow kemudian turut serta dalam konflik ini. Pada tanggal 21 Juli 1992, perjanjian damai disepakati kedua pihak dengan Rusia sebagai penengah.

Meskipun kesepakatan damai telah dirtandatangani, namun kedua pihak masih berada dalam ketegangan dan perjanjian mengenai kelanjutan Transnistria tidak pernah jelas arahnya. Pada tahun 2006, 97% rakyat Transnistria menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan Federasi Rusia dalam sebuah referendum. Hingga saat ini, belum ada negara anggota PBB yang mengakui kemerdekaan Transnistria, pemerintah Transnistria saat ini fokus untuk mengusahakan integrasi dengan Federasi Rusia.

  1. Siprus Utara

Lima Negara di Eropa yang Tidak Diakui Dunia Internasional Siprus Utara

Bendera Siprus Utara

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/File:Flag_of_the_Turkish_Republic_of_Northern_Cyprus.svg

Siprus Utara secara geografis terletak di utara Pulau Siprus di sebelah timur Laut Mediterania. Siprus Utara beribukota di Nicosia Utara. Siprus Utara memiliki luas wilayah 3355 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 320000 orang. Sejarah Siprus Utara dimulai saat Siprus yang dihuni oleh etnis Yunani dan etnis Turki yang berada di bawah kekuasaan Inggris memiliki keinginan untuk merdeka. Pada tahun 1955, etnis Yunani Siprus yang berada di bawah organisasi EOKA (Ethniki Organosis Kyprion Agoniston) memulai perang gerilya pelawan pemerintah kolonial Inggris. Kelompok ini menginginkan unifikasi Siprus dengan Yunani.  Di sisi lain, terdapat juga organisasi yang diinisiasi oleh etnis Turki Siprus yang bernama TMT (Türk Mukavemet Teşkilatı). Kelompok ini menginginkan terbaginya Pulau Siprus menjadi dua, sebelah utara untuk etnis Turki dan sebelah selatan untuk etnis Yunani.

Pada tahun 1960, Inggris memberikan kemerdekaan terhadap Siprus di bawah sebuah konstitusi yang membagi kekuasaan antara etnis Yunani dan etnis Turki dalam pemerintahan Siprus. Pada tahun 1963, terjadi konflik antara etnis Yunani dan etnis Turki di Siprus. Pada tahun 1974, Presiden Makarios yang berasal dari etnis Turki dikudeta oleh kelompok yang disokong oleh Yunani, Turki kemudian merespon dengan melakukan invasi ke Siprus. Pada tahun 1983, Rauf Denktas memproklamasikan kemerdekaan Siprus Utara yang disusul pengakuan kedaulatan oleh Turki. Hingga saat ini secara de facto, wilayah Siprus terbagi atas Siprus di selatan dan Siprus Utara di utara. Namun secara de jure, Siprus Utara belum mendapatkan pengakuan dari dunia internasional.

 

Referensi:

Darraj, S. M. (2010). The collapse of the Soviet Union. New York: Chelsea House

BBC News. (12 November 2018). Cyprus Country Profile. Diakses dari             https://www.bbc.com/news/world-europe-17217956

BBC News. (21 April 2016). South Ossetia Profile. Diakses dari         https://www.bbc.com/news/world-europe-18269210

Brittanica. (20 Agustus 2019). Abkhazia. Diakses dari           https://www.britannica.com/place/Abkhazia

Conciliation Resources. (17 Desember 2005). Nagorny-Karabakh. Diakses dari       https://www.c-r.org/accord/nagorny-karabakh/nagorny-karabakh-conflict-origins-           dynamics-and-misperceptions

Deutsche Welle. (18 September 2006). Trans-Dniester Votes for Independence and          Russian Accession. Diakses pada tanggal 27 Mei 2018, dari         http://www.dw.com/en/trans-dniester-votes-for-independence-and-russian-    accession/a-2177335

Fedor, Helena. (1996). Belarus and Moldova: Country studies. Lanham, MD: Bernan.

Human Rights Watch. (1993). Human Rights in Moldova: Turbulent Dniestr. New York.

Lynch, Dov. (1999). Russian Peacekeeping Strategies in The CIS: The Cases of Moldova, Georgia and Tajikistan. London: Palgrave Mcmillan.

Turkish Heritage Organization. (n.d.). The Cyprus Dispute at a Glance. Diakses dari             https://www.turkheritage.org/en/publications/issue-briefs/the-cyprus-dispute-at-a-        glance-3300

 

 

 

 

2 thoughts on “Lima Negara di Eropa yang Tidak Diakui Dunia Internasional

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *