Manfaat Boneka Jadul dari Indonesia

Manfaat Boneka Jadul dari Indonesia

Manfaat Boneka Jadul dari Indonesia

Indonesia memiliki boneka yang digunakan oleh leluhur kita untuk mengajarkan banyak hal. Boneka tersebut dimainkan dalam sebuah pertunjukan yang penuh dengan penonton dan alat musik yang mengiringi pertunjukan tersebut. Pemain dari boneka tersebut adalah dalang. Jadi dari sini kalian harusnya udah tau nih kalau boneka yang dimaksud adalah Wayang. Pada konsepnya Wayang adalah gambaran manusia yang dibentuk dalam bentuk sederhana. Wayang memiliki banyak arti penting pada zaman dahulu sebagai sebuah media penghiburan maupun pembelajaran. Wayang sendiri banyak digemari oleh para turis yang datang ke Indonesia. Walaupun digemari oleh berbagai kalangan masyarakat terutama kalangan rakyat biasa tapi kalian harus tau kalau Wayang itu adalah benda yang ditemukan oleh kaum bangsawan.

Sebenarnya untuk asal-usul dari mana Wayang berasal itu masih menjadi sebuah misteri. Kalangan sejarawan masih memperdebatkan dari mana pertama kali Wayang diperkenalkan sebagai sebuah media dalam sebuah pertunjukan. Banyak spekulasi yang mengatakan bahwa wayang muncul di Kerajaan Kediri. Raja yang memerintah saat itu adalah Jayabaya. Jayabaya mencoba untuk melukiskan arwah leluhur di atas daun lontar. Hal ini dibuktikan dengan adanya relief cerita Ramayana di Candi Penataran di Blitar Perkembangan wayang sangat cepat dalam penyebarannya. Penyebarluasan seni wayang yang pesat tidak terlepas dari masyarakatnya yang gemar dan antusias saat pertunjukan wayang berlangsung. Pertunjukan wayang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia terutama orang jawa. Manfaat Boneka Jadul dari Indonesia

Baca juga : Sepuluh Pusat Kebudayaan Asing, Tempat Les Terdekat di Jakarta

Wayang biasanya digunakan oleh dalang untuk menyampaikan nilai-nilai kehidupan. Cerita dalam wayang dibalut dengan yang namanya lakon. Lakon itu adalah sebuah cerita tentang kehidupan yang diambil dari cerita pembelajaran hidup. Tujuan cerita itu diambil adalah untuk menyampaikan pesan moral dan nilai kehidupan yang harus diambil. Salah satu lakon wayang yang menjadi favorite adalah lakon Sumantri Ngenger. Cerita itu berpesan moral untuk tidak menjadi pribadi yang iri terhadap orang lain. Dalam cerita itu seorang ksatria bernama Babang Sumantri merasa iri terhadap adiknya yang memiliki wajah buruk rupa. Babang Soemantri membunuh Adiknya tersebut karena iri. Arwah adiknya yang memiliki kekuatan akhirnya membunuh Babang Soemantri.

Wayang terbagi menjadi beberapa jenis. Ada wayang kulit yang merupakan wayang yang terbuat dari kulit dan dimainkan oleh dalang dibalik kain putih putih. Ada juga wayang golek yang terbuat dari kayu dan berbentuk manusia-manusia. Wayang kulit dan golek membawa keunikannya masing-masing yang melambangkan setiap karakter manusia yang dibawakan. Ada juga wayang orang. Kalau kalian suka nonton Opera Van Java nah kalian akan melihat parodi dari lakon wayang orang. Pada dasarnya wayang orang atau wayang wong dilakukan dengan membawa lakon tertentu namun di dunia hiburan sekarang ini wayang orang kemudian di modifikasi dengan cerita yang tidak sesuai lakon tertentu dan menghilangkan sisi pesan moral yang dibawa maupun kaidah-kaidah terkait. Wayang Beber adalah jenis wayang lainnya. Wayang Beber adalah wayang tertua. Berbeda dengan wayang lain yang memiliki narasi yang tidak terlalu panjang sebelum lakon dimulai, wayang beber dimainkan dengan narasi yang panjang. Narasi yang panjang tersebut bsia ditemukan di daerah Pacitan. Ada juga wayang Klitik yang sama-sama terbuat dari kayu seperti wayang golek namun wayang tersebut tidak berbentuk orang melainkan pipih seperti wayang kulit namun tidak setipis wayang kulit. Manfaat Boneka Jadul dari Indonesia

Lakon-lakon yang dimainkan oleh dalang biasanya berasal dari kitab-kitab Mahabrata dan Ramayana. Mahabrata berisi cerita tentang keturunan raja-raja Hastinapura. Mahabrata terdiri dari 18 kitab dan setiap kitab memiliki ceritanya masing-masing dengan ciri khasnya masing-masing. Mulai dari cerita tentang kehidupan sehari-hari, kisah cinta, pengorbanan, dan hal-hal pelik di dalam dunia. Cerita tersebutlah yang dimainkan oleh dalang disetiap pertunjukan dengan mengambil media wayang sebagai ilustrasinya. Nama-nama dalam cerita tersebut diyakini adalah nama-nama raja India kuno. Sementara Ramayana adalah cerita tentang kepahlawanan. Cerita tersebut terbagi menjadi 7 kitab dan disetiap kitabnya punya cerita tentang perebutan kekuasaan. Ada senjata ikonik yang muncul dalam cerita yang disampaikan dalam cerita ini adalah senjata Rama yaitu Panah. Dalam kitab ini juga terdapat cerita cinta yang ikonik tentang Rama dan Shinta. Jadi kalian yang mau mendengar cerita romantis gak Cuma adadi drama-drama Korea aja. Indonesia dalam budayanya juga punya cerita-cerita romantis yang sudah ditulis berabad-abad lalu. Boleh lah denger-denger cerita wayang siapa tau ananti jadi inspirasi buat deketin doi. Tapi jangan deketin doi sambil bawa-bawa panah yang ada nanti doinya kabur. Yang diambil dari cerita ini adalah pesan moral dan esensinya ya cuy. Sebenarnya kalau cerita-cerita dari kitab itu diceritakan semua bisa sampe sebulan gak beres-beres. Bahkan disetiap lakon yang dimainkan dalang bisa sampai semalaman suntuk. Waduh yang mau begadang ngerjain skripsi bisa banget sambil dengarin lakon wayang biar gak sepi-sepi amat siapa tau abis denger cerita wayang jadi ada inspirasi buat nulis skripsinya.

Seperti yang dikatakan oleh Ir. Sri Mulyono Djojosupadmo dalam bukunya Human Character in the Wayang, Wayang banyak sekali mendapat perhatian apalagi di dalam sebuah pertunjukan. Dalam cerita Babang Sumantri terdapat banyak nilai universal. Pertama nilai caring (empati), Bambang Sumantri tidak tahu terimakasih kepada adiknya yang telah membantunya dalam mengerjakan tugas dari raja bahakan ia membunuh adiknya itu. Kedua adalah nilai Trustworthiness (kejujuran), Bambang Sumantri tidak jujur kepada raja tentang siapa yang sebenarnya memindahkan taman tersebut ke kerajaan. Nilai yang ketiga adalah Respect (Penghormatan), jasa adiknya dalam memindahkan taman dari kayangan ke kerajaan seakan tidak dihargai oleh Bambang Sumantri. Walaupun Bambang Sumantri lebih tua karena berperan sebagai seorang kakak tetapi rasa hormat tidak terbatas oleh umur. Sudah seharusnya Bambang Sumantri berterimakasih dan membalas jasa dari adiknya tersebut. berdasarkan umur Keempat adalah nilai Responsibility (Tanggung Jawab). Adik Bamabng Sumantri dengan tulus membantu kakanya memindahkan taman itu, seharusnya yang memindahkan adalah Bambang Sumantri. Hal ini menunjukan Bambang Sumantri bkan orang yang mampu bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya sampai harus adiknya yang mengerjakan tanggung jawabnya.  Fairness (keadilan), Bambang Sumantri tidak membalas budi adiknya yang telah melakukas tugas bahkan sampai membunuhnya. Hal ini menunjukan kalo Bambang Sumantri bukan orang yang mengutamakan keadilan dan sikapnya egois. Egois adalah hal yang berbahaya, terlebih lagi kalau dia adalah pemimpin. Manfaat Boneka Jadul dari Indonesia

Wayang juga masih menjadi media yang digunakan pemerintah dalam menyampaikan pesan-pesan berupa himbauan. Salah satu yang menjadikan wayang alat untuk menyebarkan pesan himabuan adalah pemerintah orde baru. Program pemerintah contohnya, dalam cerita Pandawa yang bejumlah 5 orang dan Kurawa yang berjumlah 100 orang, Pandawa memiliki kemampuan yang istimewa dibanding Kurawa yang  hanya bisa berpesta dan bersenang-senang. Dalam hal ini pesan yang coba disampaikan adalah program pemerintah KB atau Keluarga Berencana, bahwa anak yang sedikit lebih mudah dikembangkan dibanding banyak anak. Tentunya dalam hal ini presiden Soeharto juga berusaha untuk mengatur populasi agar tidak terjadi ledakan populasi dikemudian hari dengan program KB. Cara penyampaian tersebut sangat unik dan menjadi akulturasi yang unik sehingga masyarakat pedesaan yang masih suka menggunakan wayang sebagai media hiburan ikut teredukasi tanpa harus merasa dipaksa untuk mengikuti program KB. Stasiun TVRI sampai hari ini pun masih menggunakan wayang sebagai salah satu program hiburannya. Di setiap dalang selesai memainkan lakon, ada sesi untuk menjelaskan pesan moral yang ingin disampaikan bahkan penonton bisa mengkomentari juga disetiap lakon selesai dimainkan. Biasanya para pemain musik dan dalang dalam acara tersebut juga sering bercanda setelah lakon selesai. Hal ini membuat suasana diskusi semakin santai dan menarik.

Wayang juga pernah menjadi media untuk penyebaran agama. Salah satunya adalah agama Islam. Masuknya Islam ke nusantara diterima oleh elite-elite kerajaan yang berada di nusantara. Penyebaran Islam begitu pesat karena kebanyakan dari penyebaran islam menggunakan cara perdagangan pada awalnya, hal ini membuat masyarakat melihat Islam sebagai cermin kesejahteraan. Di tanah Jawa penyebaran Islam tidak cukup dengan berdagang. Kearifan lokal merupakan sebuah cara tersendiri bagi penyebaran Islam. Sunan Kalijaga menggunakan wayang sebagai media dalam menyebarkan islam. Wayang dipilih karena memang fungsinya yang menjadi media penyampaian pesan dan juga wayang merupakan sesuatu yang dekat dengan masyarakat sehingga dalam penyebaran menggunakan wayang, islam tidak diterima sebagai sesuatu yang asing oleh masyarakat.

Salah satu yang membuat penyebaran Islam menggunakan wayang menjadi sangat efketif selain hal yang sudah disebutkan adalah karena wayang pada dasarnya menanamkan nilai Manunggaling Kawulo Gusti. Sehingga nilai ini yang membuat manusia menyadari apa yang mereka lakukan tanpa sekehendak Tuhan tidak bisa terjadi. Nilai ini juga membuat manusia menyadari tentang hakikat hidup dan dari mana mereka berasal sehingga mereka bisa mengerti bagaimana caranya bersatu dengan Tuhan.

Pelajaran yang paling penting kita dapatkan dari wayang adalah tentang pendidikan karakter. Pendidikan karakter itu penting banget buat kita pelajarin karena dengan belajar pendidikan karakter kita akan mengerti cara menjadi sumber daya yang berkualitas. Wayang dibuat memang dibuat berdasarkan karakter-karakter manusia jadi gak heran kalau kita belajar tentang wayang akan belajar tentang manusia. Pendidikan karakter yang bisa kita dapat dari belajar wayang adalah tentang kedisiplinan dan keadilan. Babang Sumantri hanya satu dari banyak contoh yang mengajarkan kita tentang karakter manusia yang harus bersifat adil dan tidak iri. Dalam lakon pandawa kita akan menemukan pelajaran lainnya seperti kedisiplinan. Salah satu lakon pandawa tentang kedisiplinan adalah pada saat Pandawa harus menghadapi perang besar. Sifat kejujuran juga merupakan sebuah karakter yang harus ditanamkan. Wayang udah mengajarkan kita bahkan sejak ratusan tahun lalu. Nilai lainnya seperti kepemimpinan juga merupakan sebuah karakter yang harus dimiliki semua orang. Niali seperti takut akan Tuhan juga menjadi pesan yang dibawa oleh lakon-lakon dalam wayang, sebenarnya yang mau diajarkan dalam nilai tersebut adalah tentang sikap saling menghargai. Sikap saling menghargai merupakan sebuah nilai universal yang ada dalam wayang karena leluhur kita percaya dengan sikap saling menghargai segala mahkluk yang hidup berdampingan dengan kita akan bisa mencapai kehidupan yang diramalakan Jayabaya yaitu kehidupan yang harmoni. Indonesia memiliki banyak sejarah pendidikan karakter, sudah seharusnya Indonesia menjadi negara yang terdepan dari negara lain.

Photo by Raka Muhammad Iqbal Ismail on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *