Site icon Ruang Bahasa Blog

Mansa Musa, Orang Terkaya di Dunia Sepanjang Sejarah

Mansa Musa, Orang Terkaya di Dunia Sepanjang Sejarah

Mansa Musa, Orang Terkaya di Dunia Sepanjang Sejarah

Mansa Musa atau Musa Keita I adalah penguasa Kekaisaran Mali antara tahun 1312-1337. Mansa Musa lahir pada tahun 1280 sebagai cucu dari Raja Sundiata (Penguasa Mali yang pertama kali menjadikan Mali sebagai Kekaisaran pada abad ke-13). Pada masa kekuasaannya, Kekaisaran Mali adalah salah satu produsen emas terbesar di dunia. Emas dan garam menjadi komoditas utama perdagangan Kekaisaran Mali. Kekaisaran Mali terbentang di wilayah Sub-Sahara, menghubungkan wilayah Timur Tengah dengan Samudera Atlantik. Tidak heran, Timbuktu berkembang menjadi pusat transit perdagangan di wilayah Sub-Sahara.

Mansa Musa terkenal sebagai penguasa terkaya sepanjang sejarah yang diriwayatkan oleh banyak orang pada masanya di Timur Tengah dan Eropa. Salah satu perisitiwa yang merekam kekayaannya adalah saat perjalanan haji Mansa Musa ke Mekah. Dalam perjalanan hajinya pada tahun 1324, Mansa Musa membawa serta sekitar 60000 orang dalam rombongannya yang terdiri dari tentara dan 12000 orang budaknya. Mereka semua mengenakan brokat emas dan sutra persia. Selain itu, Mansa Musa juga mebawa 80 ekor unta yang masing-masing membawa emas seberat 140 kg. Tidak dapat diperkirakan secara pasti berapa nominal kekayaan Mansa Musa sesungguhnya. Profesor Rudolph Ware dari Universitas Michigan menjelaskan dalam Majalah Time bahwa “Bayangkan emas sebanyak-banyaknya yang dapat dimiliki oleh seorang manusia dan coba gandakan. Inilah yang berusaha diceritakan dalam akun-akun dan berbagai catatan yang meriwayatkan kekayaan Mansa Musa”. Menurutnya, kekayaan Mansa Musa tidak dapat diperkirakan dengan pasti dan mungkin sangat banyak dan di luar nalar. Mansa Musa, Orang Terkaya di Dunia Sepanjang Sejarah

Emas yang dibawa tersebut digunakan Mansa Musa untuk membeli oleh-oleh dan membagikannya kepada orang-orang miskin sepanjang perjalanannya menuju Mekah. Selain itu, ia juga menggunakan kekayaan yang dia bawa untuk membangun masjid di kota-kota yang disingahinya. Bahkan emas yang digunakan Mansa Musa di Kairo membuat nilai emas mengalami penurunan harga dan menyebabkan inflasi. Inflasi tersebut mempengaruhi perekonomian Mesir. Mansa Musa menjadi orang pertama yang kekayaannya dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara. Butuh waktu 12 tahun untuk mengembalikan perekonomian Mesir seperti semula. Menurut cerita, dalam perjalanan pulangnya, Mansa Musa berusaha untuk membantu memulihkan perekonomian Mesir dengan cara meminjam kembali emas-emas yang dimiliki masyarakat dengan suku bunga yang tinggi.

Kekaisaran Mali pada Masa Kekuasaan Mansa Musa

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/File:The_Mali_Empire.jpg

Pada tahun 1325, Kekaisaran  Mali berhasil meluaskan wilayahnya dengan menganeksasi wilayah Gao dari Kekaisaran Songhai. Kekaisarannya meluas hingga bagian selatan Sahara yang banyak memiliki tambang garam dan tebaga hingga hutan hujan di sepanjang Sungai Niger di selatan. Niani diperkirakan menjadi ibukota Kekaisaran Mali.

Pada masa kekuasaan Mansa Musa, Timbuktu berkembang menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan terbesar di wilayah Sahara. Pada masa kekuasaannya juga, terjadi peningkatan populasi urban di Kekaisaran Mali dengan 400 kota yang pada saat itu tumbuh dan berkembang. Di antara kota-kota yang berkembang tersebut, Djenne dan Timbuktu berkembang menjadi kota besar di wilayah Afrika Barat. Kabar mengenai adanya kekaisaran yang kaya ini segera meluas dan bahkan menarik para pedagang dari Eropa, seperti Venesia, Genoa, dan Granada yang kemuadian turut serta mengambil peruntungan di Timbuktu.

Universitas Sankore di Kota Kuno Timbuktu

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/File:Sankore_Moske_Timboektoe.JPG

Dalam perjalanan pulangnya dari Mekah, Mansa Musa juga membawa banyak cendekiawan dan arsitek Arab ke Mali. Mansa Musa adalah penguasa Mali pertama yang ingin mengembangkan agama Islam dan pendidikan di Kekaisaran Mali. Dengan bantuannya, ia berusaha untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh populasi di wilayah Sub-Sahara Afrika. Mansa Musa kemudian menetapkan Idul Fitri sebagai perayaan nasional. Ia juga membangun banyak masjid dan madrasah di kota-kota yang ada di Kekaisaran Mali. Universitas Sankore yang terletak di Timbuktu juga dibangun pada masa kekuasaannya. Universitas Sankore menjadi salah satu pusat pendidikan di dunia Muslim dan dapat menampung hingga 25000 mahasiswa. Universitas Sankore memiliki koleksi pustaka terbesar di dunia, setelah Perpusatakaan Aleksandria dengan jumlah koleksi kurang lebih 700.000 buah manuskrip. Mansa Musa menjadi orang pertama yang memulai mengembangkan pendidikan di wilayah Afrika Barat. Mansa Musa membawa abad kejayaan bagi Kekaisaran Mali dengan berkembangnya berbagai institusi pendidikan yang menarik banyak pelajar.

Masjid Djinguereber di kota kuno Timbuktu

Sumber: https://www.abc.net.au/news/2012-05-06/the-djinguereber-mosque/3993846

Mansa Musa juga membangun Masjid Djinguereber di kota Timbuktu. Masjid ini dibangun pada tahun 1327. Seperti pada bangunan Universitas Sankore dan bangunan di Timbuktu pada umumnya, Masjid Djinguereber dibangun dengan mengunakan bahan dasar lumpur yang dikeringkan. Arsitek masjid ini adalah Abu Ishaq Saheli, seorang arsitek dari Andalusia. Setelah masjid ini selesai dibangun, dikatakan bahwa Abu Ishaq Saheli mendapatkan bayaran sebesar 40.000 mitqhal emas (kurang lebih sekitar 200 kg) emas sebagai upahnya. Hingga saat ini, Masjid Djinguereber masih digunakan masyarakat Mali dan dapat menampung hingga 2000 orang jemaah.

Mansa Musa diperkirakan meninggal pada tahun 1327. Setelah kematiannya, Kekaisaran Mali diteruskan kepada anak laki-lakinya, Mansa Maghan. Namun, setelah kematian Mansa Musa, Kekaisaran Mali mengalami kemunduran. Banyak kota-kota dan provinsi-provinsi di utara kemudian memberontak. Kekaisaran Mali kemudian runtuh pada abad ke-17.

Exit mobile version